Skip to main content

Featured

POLITIK TIMUR TENGAH DI MASA OTTOMAN DAN PASKA OTTOMAN

AA. Pendahuluan             Kawasan Timur tengah adalah kawasan yagn terbilang kawasan dari awal peradaban umat manusai, terutama berkaitan dengan munculnya agama besar, seperti agama Islam, Kristen, dan yahudi. Kawasan Timur Tengah adalah kawasan yang mencakup dari kwasan Mesir sampai ke Iran, hal itu sebagaimana yang dijelaskan oleh Loenard Binder yang melihat bahwa kawasan TImur tengah adalah mengacu pada kwasan dari bekas kekuasaan Ottoman. Selain iu, Paul noble sebaliknya bahwa kawasan Timur tengah adlah termasuk dari negara Arab, bukan ternasuk kawasan non –arab seperti Iran, Turki, dan Israel (Fawcett, 2016, hal. 23) . Dalam historis politik dan pemerintahan di Timur tengah kawasan Timur tengah semenjak era Nabi Muhammad, dibagi menjadi era khulafaur rasydin, era Ummayyah, era Abbasiyah, Era Ottoman, dan era Mordern. Dengan demikan penulis akan menjelaskan politrik dan HI dimasa Kesultanan Ottoman dan paska Ottoman. B.     B. Pembahasan 1.      Politik dan Hi di masa Kes

Penjelasan etika politik barat sosialisme, komunisme, Humanisme, dan Ulitirianisme dan opini tujuan bersama dalam pedoman etika sosial manusia di dalam aspek konsep HI


Berbicara mengenai etika politik merupakan landasan bagaimana banyaknya seorang pemimpin melakukan suatu kebijakan politik yang suatu saat akan mengakibatkan kesewenang-wenangan. Namun, perlu diketahui bahwa dalam dikotomi antara barat dan timur secara antropologis nilai-nilai etika politik antara barat dan timur memang berbeda. Etika timur yang mengindahkan nilai-nilai ajaran kearifan lokal dan spiritualitas manusia, sedangkan dalam etika politik barat cenderung mengindahkan nilai-nilai rasionalitas dan kekuatan daya manusia meskipun memang peran teologis dan spiritualitas manusia ada, hanya saja paska abad pertengahan dengan ditandai perjanjian Westphalia (Hadiwinata, 2017, hal. 2). Peran agama yang dipisahkan dalam sistem pemerintahan dengan muncul konsep negara bangsa, sehingga kekuasaan dan kebijakan politik dalam negara dipegang dan dijalankan penuh oleh raja (pada abad pertengahan) dengan konsep bentuk pemerintahan yang monarki.
Abad pencerahan ini yang menyebabkan munculnya kaum-kaum intetektual dalam meningkatkan kualitas dan pengembangan ilmu pengetahuan di masanya terutama dalam ajaran etika politik barat dalam pedoman pemerintahan sampai saat ini dan bahkan dilarang. Antara lain : hedonisme, feodalisme, demokrasi, fasisme, dan nasionalisme. Yang menjadi jarang atau bahkan dilarang adalah etika politik hedonisme, feodalisme, dan fasisme karena memang tidak sesuai lagi dengan dinamika perkebambangan negara dan masyarakat barat bahkan internasional.
Dengan demikian, diantara ini merupakan pedoman atau prinsip bagaimana peran kekuasaan oleh pemimpin melakukan kebijakan politiknya dalam menengakan dan mensejahterakan rakyat atau masyarakatnya. Selain itu juga, jenis etika politik barat, antara lain: sosialisme, komunisme, humanisme, dan ulitirianisme. Masing-masing dari pandangan etika tersebut memiliki akar atau penjelasan yang berbeda-beda. Akan tetapi penulis akan memberikan opini bahwa keempat ajaran tersebut memang memiliki persamaan dalam pelaksanaan dan tujuannya. Maka dari itu, penulis akan menjelaskan secara rinci.
1.     Sosialisme
Etika politik pertama yang dijelaskan oleh penulis adalah sosialisme, Sosialisme merupakan etika politik yang didasari dari ajaran bagaimana kekuasaan, interaksi antara masyarakat harus dilaksanakan secara bersama. Terutama dalam hal ekonomi yang dijalankan untuk kepentingan bersama. Sosialisme merupakan kritikan terhadap kapitalisme yang kebanyakan semua kepentingan ekonomi politik oleh individu (pemodal). Sehingga dari dominasi dari individu menyebabkan terjadi ketidaksamarataan dalam kesejahteraan masyarakat yang berbeda. Dengan demikian sosialisme adalah ajaran atau etika politik bagaimana kebijakan politik dalam suatu negara khusunya dalam ekonomi sebagai suatu unsur utama dalam kebutuhan hidup masyarakat agar pemerintah yang lebih dominan dalam mengatur ekonomi yang meghasilkan kesejahteraan masyarakt bersama (Hipotesa Media, 2018). Tokoh aliran sosialisme adalah dari Karl Marx, Robert Own, dan Friedrich Engels.
Asumsi-asumsi dalam Sosialisme :
1)    Sosialisme adalah pandangan hidup dan ajaran kemasyarakatan tertentu, yang menguasai sarana – sarana produksi dan pembagian hasilnya sama rata.
2)    Sosialisme adalah sebuah teori berdasarkan kepemilikan yang sesungguhnya berasal dari para pekerja (kebanyakan properti bersama).
3)    Sosialisme : mendahulukan kepentingan banyak orang, bekerja demi pemerataan kesejahteraan, dan berupaya memajukan kedamaian (Ahmad, 2019).
2.     Komunisme
Etika politik barat selanjutnya adalah komunisme, secara implementasi memang dapat dilihat secara kasar, bahwa sosialisme merupakan komunisme bagi masyarakt awam. Akan tetapi, dari kedua etika politik tersebut memiliki makna yang berbeda. Perbedaanya adalah implementasinya. Komunisme dalam implementasinya sosialisme yang radikal (mengakar) yang artinya komunisme merupakan etika politik yang mengindahkan kesetaraan tanpa masyarakat kelas dan pemerintah merupakan salah satu aktor yang paling penting dan wajib melindungi dan mengontrol kebijakan politik terhadap masyaraktnya secara holistik. Meskipun dalam embel-embalnya mereka mengakui demokrasi yang disebtu dengan demokrasi ‘rakyat’ yang artinya kepentingan dalam tujuan negara untuk mensejahterakan masyarakat melalui tangan pemerintah agar menghindari aktor lain yang akan mengancam kesejahteraan masyarakat. Komunisme lahir dalam ajaran Karl Marx dalam Manifesto Komunis tahun 1848 dan Das Kapital 1867. Komunisme baru dijadikan sebagai ideologi oleh Vladimir Lenin yang ketika itu telah berhasil meruntuhkan Kekaisaran Rusia (1755-1917) dengan Revolusi Bolshevik. Sehingga mendirikan komunisme yang secara fundamental dari prinsip sosialisme dari Karl Marx yaitu dengan mendirikan negara sosialis-komunis Uni Republik Sosialis Soviet atau disingkat sebagai Uni Soviet (1922-1991)  (Salamadian, 2017).
Landasan yang membedakan antara sosialisme dan komunisme yang pertama adalah sifatnya. Sosialisme lebih cenderung hanya pada aspek ekonomi dan moderat, sedangkan komunisme cenderung radikal dan menyeluruh (holisitik). Perlu diketahui bahwa meskipun Karl Marx membuat buku Manifesto Komunis, tetapi ia Marx merupakan sosialisme dan sifatnya masih ide, dengan tujuannya yaitu masyarakat tanpa kelas sehingga Marx disebut sebagai Marxisme. Sedangkan komunisme lebih imolementatif yang meneruskan dan meningkatkan atau menjalankan ide sosialismenya maka disebut sekali lagi sebagai ‘komunisme’ yang dipelopori oleh Vladimir Lenin. Yang menariknya Komunisme lebih menginternasionalisasikan kepada masyarakat Internasional dengan bukti adanya Komintern Internasional dan lagu kebangsaan sosialis-komunis (Internationale) yang mengakibatkan munculnya tokoh seperti Mao Zedong, Fidel Castro, Kim il Sung, Ho Chi Minh dan D.N Aidit (“Komintern (Komunis internasional),” 2020).
Asumsi-asumsi etika politik Komunisme adalah :
1)    Komunisme adalah bagian dari aliran sosialisme yang bergerak lebih radikal.
2)    Komunisme adalah teori internasional berdasarkan kepemilikan yang berasal dari masyarakat atau negara (semua properti bersama).
3)    Komunisme : mendahulukan kepentingan pribadi, mengejar kekayaan perorangan, dan memperkenankan perang (Ahmad, 2019).
3.     Humanisme
Etika politik barat yang selanjutnya adalah Humanisme. Humanisme secara harfiah adalah kemanusiaan. Artinya humanisme adalah paham dalam etika politik bagaimana keopentingan politik dalam pemimpin untuk mensejahterakan manusia karena manusia adalah hak kondrati melalui Hak Asasi Manusia yang merupakan anugrah dari Allah swt yang tidak bisa diganggu gugat. Etika politik humanisme sebenarnya sudah dimulai pada masa Yunani Kuno oleh filsuf pertama Thales yang memikirkan dan mencari permsalahan hakikat rasionalitas manusia yang merupakan landasan elemen atau iunsur dari kekuatan alam semesta yang dari isi alam semesta yang merupakan segala-galanya adalah manusia (Humanus). Pada abad pertengahan menjelaskan humanisme yang secara lebih rinci dbahwa manusia merupakan hak kodrati dan mempunyai hak Asasi bahwa manusia harus dimanusiakan (Sarira, 2016).
Dengan demikian bahwa Humanisme adalah etika politik yang bertujuan menghidupkan rasa perikemanusiaan dan mencapai pergaulan hidup yang lebih baik dan menganggap manusia sebagai objek pembelajaran terpenting. Artinya bahwa humanisme mengutamakan tetnang kebebasan setiap individu. tokoh-tokoh penggerak humanisme adalah Abraham Maslow (Choirun, 2018).
4.     Utilitarianisme
Yang terakhir adalah Utilitariansime, Utilitarianisme adalah suatu paham yang dimana etika politik dalam asumsi untuk memanusiakan manusia harus memiliki asa kegumaan atau praxis ke masyarakat. Dengan kata lain bahwa Utilitarianisme adalah memberikan kemanfaaatan dan kebahagiaan terbesar kepada sebanyak-banyaknya kepada masyarakt. Ukurannya adalah kebagaiaan yang sebsesar-besaranya bagi banyaknya masyarakat. Artinya utilitariasnime adalah mengindahkan alturisme yaitu mementingkan hak bersama daripada hak individu. perbedaan dalam humanisma adalah, humanisme lebih dominan terhadap hak individu dan hak kebebasan indiviud, sedangkan utilitarianisme adalah hak untuk kebersamaan dan kegunaan untuk mensejahterakan masyarakat. Tokoh-tokoh ini antara lain Jeremy Bentham dan John Staurt Mill (Besar, 2016)
Kesimpulan
Kesimpulan dari keempat etika politik barat adalah memang meskipun keempat etika tersebut mempunyai prinsip dan nilai-nilai dan implementasi yang berbeda, namun tujuan yang sama adalah sejatinya untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat oleh kekuasaan pemimpin di dalam kebijakan politiknya. bagi penulis menilai bahwa ada satu etika yang sudah banyak yang tidak dipakai oleh banyak negara yaitu Komunisme. Komunisme sudah usang karena dalam kenyataanya dalam aspek ekonomi sudah tidak dapat digunakan dan tidak dapat bertahan oleh dinamika sistem internasional, pengaruh globalisasi yang semakin pesat, titik kejenuhan karena komunisme mengekang kebebasan masyarakat yang menjadi paradox sendiri bahwa komunisme adalah mensejahterahkan masyarakat tanpa kelas, namun yang menjadi permasalahannya adalah implemntasi dari subyeknya yaitu pemimpin yang melenceng dari etika politik komunisme, yang menjadi alat pelegitimasi kekuasaaan yang otoriter dan tangan besi. inilah yang menjadi penyebab mengapa komunisme usang. akan tetapi, bagaimana seperti Tiongkok, Korea Utara, Laos, VIetnam, dan Kuba? mengapa mereka tetap bertahan? karena dari aspek ekonomi mereka sudah menerapkan ekonomi bebas dari sosialisme liberalisme dan sedikit menerapkan kapitalisme dengan investor modal. contoh konkritnya adalah Tiongkok yang sejak Deng Xiaoping mengubah kebijakan dalam negeri dan luar negeri Tiongkok menggunakan sistem politik komunis dan ekonomi liberalis-kapitalis. Komunisme Tiongkok menurut penulis memang masih bertahan karena memang sesuai yang dicita-citakan oleh prinsip komunisme sendiri dengan buktinya masyarakat tiongkok menjadi makmur, ekonomi menjadi terbesar dan mendominasi Amerika Serikat, dan kebebasan atas kebersamaan bersama dalam ekonomi dalam negeri.
Intinya adalah tergantung dari orang yang menggunakannya. ideologi bisa rusak atau kokoh tergantung dari etika politik yang dijalankan oleh pemerintah. yang paling menarik opini penulis menilai aspek keempat ini menjadi landasan suatu paradigma dalam Hubungan Internasional yang disebut sebagai Teori Kritis yang mengkritisi fenomena HI yang menjelaskan pneyelasaian masalah Hi dan isu Hi harus memiliki dan mengindahkan nilai-nilai kemanusiaan dan aspek praxis kepada masyarakt internasional. dalam ekonomi politik dari etika politik (sosialis-komunis) menjadi teori neo marxisme dari Mazhab Frankfurt yang digambarkan bahwa sistem internasional distrukturalisasi dan dikotaki oleh kelas negara maju (borjuis) dan negara berkembang (proletar) yang menyebabkan terjadinya ketergantungan/depenendensi kepada negara maju dari dampak kapitalisme negara maju. dan humanisme dan utilitarianisme menjadi landasan bagaimana seharusnya kemanusiaan, kesejahteraan amsayarakat menjadi suatu kepentingan dalam sistem internasional dalam kajian Hi yang disebut sebagai English School, Copenhagen School dari Barry buzan tentang keamanan manusia. dan diplomasi kemanusiaan dari konsep human intervention. artinya bagi penulis mekihat bahwa etika politik ini menjadi irisan dan menjadi acuan dalam paradigma HI terutama di era kontemporer ini. karena memang manusia merupakan kunci dan negara harus dan wajib mementingkan kepentingan manusia (Hadiwinata, 2017).

Referensi
Ahmad. (2019). √ 24+ Perbedaan Ideologi Komunisme dan Sosialisme [+Tabel]. Diambil 28 April 2020, dari yuksinau.id website: https://www.yuksinau.id/perbedaan-komunisme-dan-sosialisme/
Besar. (2016). UTILITARIANISME DAN TUJUAN PERKEMBANGAN HUKUM MULTIMEDIA DI INDONESIA. Diambil 28 April 2020, dari Business Law Binus University website: https://business-law.binus.ac.id/2016/06/30/utilitarianisme-dan-tujuan-perkembangan-hukum-multimedia-di-indonesia/
Choirun, A. (2018). Apa Itu Humanisme? Diambil 28 April 2020, dari kompasiana.com website: https://www.kompasiana.com/achnes/5927bdf0ba22bdc32ca5e72a/akar-purba-humanisme?page=all
Hadiwinata, B. S. (Bob S. (2017). Studi dan teori hubungan internasional : arus utama, alternatif, dan reflektivis (Pertama). Bandung: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Hipotesa Media. (2018). [ID] Apa itu Sosialisme? - Hipotesa Media - Medium. Diambil 28 April 2020, dari medium.com website: https://medium.com/hipotesa-indonesia/apa-itu-sosialisme-f0ba6954d261
Komintern (Komunis internasional). (2020). Diambil 28 April 2020, dari https://mimirbook.com/id/50d73501ac5
Salamadian. (2017). PENGERTIAN KOMUNISME : Ciri-Ciri, Sejarah & Contoh Ideologi (Komunis). Diambil 28 April 2020, dari salamadian.com website: https://salamadian.com/pengertian-komunisme-ciri-ciri-sejarah-contoh-ideologi-komunis/
Sarira, I. (2016). SEKILAS TENTANG HUMANISME. Diambil 28 April 2020, dari Business Law Binus University website: https://business-law.binus.ac.id/2016/02/29/sekilas-tentang-humanisme/

Comments