Pandemi Covid-19
atau disebut dengan virus corona merupakan bencana alam yang terjadi di Wuhan,
Tiongkok di akhir tahun 2019, menjadi ujian bagi umat manusia sendiri. Seperti yang
diketahui bahwa memang dalam melihat pandemi ini bagi akademisi baik dari ilmu
alam maupun ilmu sosial dan politik merupakan ancaman bagi peradaban umat
manusia. Terutama dalam ilmu sosial dan Politik ini melihat ancaman pandemi
tersebut bukan saja mengancam pada kesehatan manusia, tetapi juga ancaman
secara holistik dalam kebutuhan hidup manusia, antara lain : Ekonomi, sosial,
politik, keamanan, dan lingkungan. Dalam persepktif ilmu hubungan Internasional,
pasti melihat pandemi ini merupakan bagian dari studi keamanan yang
terkonsentrasi pada ancaman keamanan manusia (human security) melalui konsep Health security dalam infectious
diseases sebagaimana yang dijelaskan oleh Barry Buzzan (B. S. Hadiwinata,
2017).
Paradigma realisme melihat pandemi tersebut merupakan salah satu kepentingan
dari oknum aktor untuk membuat program senjata biologi untuk menghancurkan
rivalnya.
Akan tetapi,
melihat pelbagai-pelbagai spekulasi yang menjadi suatu pertanyaan bagi saudara
pasti akan muncul di dalam benak dan pikiran. Namun, sebagai umat muslim
melihat pandemi tersebut tidak boleh menjustifikasi terlebih dahulu apa dan
siapa penyebab dalam pandemi tersebut, melainkan harus merenungkan diri dan
berinstrospeksi diri. Mungkin saja pandemi ini merupakan teguran atau cobaan
yang diberikan oleh Allah swt kepada umat manusia di muka bumi agar semakin
ingat dan rajin untuk beribadah kepada Allah swt. Dengan demikian, bagaimana
analisa pandemi covid-19 ini yang berdampak pada ancaman seluruh kehidupan
manusia selain kesehatan, terutama di sektor ekonomi, seperti tersendatnya
aktivitas perdagangan, PHK karyawan, dan sulitnya Pedangang Kaki Lima (PKL)
untuk berjualan dagangannya karena pembeli sepi sehingga menjadi dilema antara
demi menafkahi keluarga atau diam di rumah demi menjaga kesehatan. Lalu,
bagaimana pemikiran politik islam dalam melihat pandemi tersebut?
1.
Peran pemerintah dalam menanggulangi dan memerangi
pandemi Covid-19
Islam memandang
politik sebagai salah satu usaha atau kebijakan interaksi melalui kekuasaan
antara negara dan masyarakat untuk beribadah kepada Allah swt. Islam memang
merupakan etika politik karena berisi pedoman, tatanan, dan aturan dalam moral
kepada manusia untuk menahan hawa nafsu, karena hawa nafsu merupakan salah satu
sifat yang melekat pada diri manusia yang sewaktu-waktu dalam ranah negara,
pemerintah atau pemimpin akan melakukan abusing
power. Maka dari itu, islam meyakini bahwa segala sesuatu harus dilandasi
dengan iman dan taqwa untuk mencapai habluminannas antara pemerintah dan
masyarakat. Pemerintah saat ini telah berupaya dalam melakukan penanganan
dalam menanggulangi pandemi covid-19
khsusnya engan melakukan Pembatasan Sosial Berskala Beasar (PSBB) untuk
mencegah penularan covid-19 dan karena PSBB ini, maka pemerintah memberikan bantuan
sosial atau Bansos kepada masyarakat miskin sebagaimana dalam isi dari Khutbah Wada pada poin nomor satu, yaitu
‘Keharusan menjamin jiwa, harta dan kehormatan tiap-tiap (semua) orang’. Selain
itu sosialisasi politik dan informasi literasi covid-19 melalui himbauan baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah di Indonesia melalui informasi media
sosial maupun turun ke jalan berkeliling menggunakan HT (TOA). Ini sesuai
dengan konsep membangun sistem kemasyarakatan di Mekkah dan Madinah pada
fondasi pertama yaitu “iqra” yang
artinya ”bacalah” korelasinya dengan memberikan pengetahuan dan informasi
internasional tentang pandemi Covid-19, agar masyarakat memahami dan
membebaskan dari informasi pandemi yang tertinggal (Minardi, 2019, hal.
75–77)
Permasalahan
yang penulis amati melihat pandemi covid-19 yang terjadi Indonesia dalam ranah
birokrasi pemerintahan. Banyak perbuatan yang dilakukan oleh pejabat politik
khususnya di Depok, yang terdapat dugaan korupsi dana bansos kepada masyarakat
miskin di Depok yang sebelumnya per Kepala Keluarga (KK) mendapatkan bansos yang
seharusnya dari APBD kota Depok Rp. 250.000 untuk 30.000 KK dipotong mejadi Rp.
225.000 (Arifiana, 2020). dalam politik islam, inilah konsepsi landasan
fondasi islam yang mengakar dan fundamental baik dalam individiu maupun ranah
pemerintah karena sebagai pedoman bagi umat manusia yang sewaktu-waktu hawa
nafsu untuk diri sendiri dan keuntungannya (homo
mini lupus) diri sendiri. Penulis mengamati sendiri bahwa oknum ketua RT
yang merupakan pemimpin di dalam masyarakat miskin di Depok secara tidak
langsung telah mencela dan melanggar cita-cita yang diagaungkan oleh Allah Swt
sebagaimana pada poin satu yang dilanggar yaitu jaminan harta dan jiwa kepada
semua orang. Selanjutnya poin-poin khutbah wada ini menjadi rusak dan tidak
terbentuk kesejahteraan masyarakat oleh pemimpin dari oknum RT tersebut. Mengingat
landasan akar politik islam yaitu Al-Quran dan Hadist telah tercantum dalam
Al-Quran Surah Al-Baqarah (2) ayat 188 (Masrur, 2019) :
وَلَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُم بَيْنَكُم
بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوا بِهَا إِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوا فَرِيقًا مِّنْ
أَمْوَالِ النَّاسِ بِالْإِثْمِ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Janganlah kalian mendapatkan harta (yang
bersumber dari) sekitar kalian dengan cara yang batil, dan (contoh lainnya)
kalian perkarakan harta (yang batil itu) kepada para hakim sehingga kalian
dapat menikmati sebagian harta orang lain dengan cara yang kotor, sementara
kalian mengetahui (hal itu).”
Dengan demikian, bahwa dalam Al-Quran sendiri pun
melarang manusia untuk mendapatakn harta yang bukan dari rezeki yang halal dan
mengambil sebagian harta oranglain tanpa ada rasa dosa.
2.
Peran Masyarakat agar selalu tetap di rumah sesuai
dengan hadist Nabi Muhammad SAW
Indonesia yang
merupakan mayoritas berpenduduk muslim dan juga merupakan masyarakat muslim
terbesar di dunia. Pada bulan puasa Ramadan yang setiap tahun di Indonesia
merupakan ibadah yang paling ditunggu oleh masyarakat Indonesia selain dengan ngabuburit,
Festival Bedug Keliling, Tadarusan, dan petasan. Pada bulan Ramadan, ibadah
yang dilakukan setahun sekali adalah ibadah solat Tarawih yang merupakan sunnah
muakad yaitu Sunnah yang dipentingkan/
Akan tetapi
bulan Ramadan 1441 Hijriyah ini bertepatan dengan pandemi Covid-19, akibatnya
dari himabauan Pemerintah melalui Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag
RI), mensyaratkan untuk beribadah solat tarawih di rumah. Namun, himbauan yang
disampaikan oleh Kemenag RI masih banyak yang dihiraukan dan tetap beberapa di
daerah Indonesia tetap melaksanakan solat tarawih di Masjid. Akibatnya, studi
kasus di Gresik pada pemuda yang berumur 19 tahun setelah solat tarawih dan
meninggal dunia (Wahyudi, 2020). Melihat dari perspektif politik islam dari pemerintah
memang telah mengingatkan masyarakatnya dengan nilai prinsip Iqra yaitu
mensosialisikan dan menginformasikan bahwa pandemi covid-19 merupakan ancaman
manusia sehingga diharuskan melakukan ibadah tarawih di rumah.
Selain itu ada argumentasi lain tentang pandangan dari hadist
Nabi Muhammad SAW dalam mengahdapi wabah. Pertama penulis mengambil pendekatan
historis politik islam ketika masa khalifah
Umar bin Khattab melakukan diskusi dengan para sahabat, sehingga akhirnya Amr
bin Ash mengeluarkan gagasan mengenai karantina berbasis kota. Dengan seizin
Allah SWT, karantina berbasis kota ini ampuh untuk meredam wabah penyakit
tha’un. Sehingga Sikap Umar bin Khattab dan Amr bin Ash dalam menanggapi wabah
penyakit menunjukkan bahwa umat Islam haruslah strategis dalam mengambil
tindakan. Dengan demikian, Islam tidak mengajarkan kita untuk berserah diri
pada nasib mengenai sehat dan sakit, namun berikhtiar semampu kita dan berdo’a
untuk memohon perlindungan Allah SWT dari pandemi. Hal ini selaras pula dengan
sabda Rasulullah SAW (Rizki, 2020):
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّاعُونُ
آيَةُ الرِّجْزِ ابْتَلَى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهِ نَاسًا مِنْ عِبَادِهِ
فَإِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ فَلَا تَدْخُلُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ
وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَفِرُّوا مِنْهُ
Rasulullah
SAW bersabda: “Tha’un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari
Allah untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka apabila kamu
mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke
negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada,
jangan pula kamu lari daripadanya.” (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin
Zaid).
Analisis yang dapat penulis ambil
bahwa dari hadist tersbebut pada kalimat “...janganlah kamu masuk ke negeri
itu...”, artinya jangan cari mati dengan dalih penyakit hanya takdir yang
diberikan oleh Allah swt sehingga islam tidak mengajarkan kita untuk berserah
diri pada nasib mengenai sehat dan sakit, melainkan berikhtiar dan beroda untuk
memohon perlinungan Allah Swt dari Pandemi. Permasalahan banyak masyarakat yang
tetap tarawih secara tidak langusng telah melanggar hadist Nabi di atas, adapun
dari peran pemerintah agar menghimbau masyarakat tetap di rumah, secara tidak
langsung juga pemerintah telah melaksanakan hadist nabi di atas dari potongan
kalimat “...jangan pula kamu lari daripadanya...” yang diinterpretasikan ke
dalam analisis penulis yang berarti bahwa jangan keluar dari rumah kecuali
apabila ada urusan yang penting seperti membeli kebutuhan hidup makanan atau
sembako.
3.
Peran
Masyarakat Internasional dan hikmah dibalik pandemi covid-19
Pada poin pertama dan kedua di
atas, menjelaskan studi kasus yang terjadi di ranah nasional. Pandemi covid-19
juga berdampak pada masyarakt internasional. dalam perspektif HI, sekali lagi
pandemi tersebut sudah termasuk ke dalam ranah isu global HI dengan konseop
ancaman non-tradisional terhadap keamanan manusia. Menyinggung dalam isu
pandemi tersebut, dalam analisis HI adalah pandemi ini sebagai bukti dari Barry
Buzan dalam studi keamanan bahwa keamanan tradisional dengan negara sebagai
aktor rasional dengan ancaman militer sebagai ancaman bagi negara, tidak
menjadi hal yang relevan apabila melihat dari dampak covid-19 ini. karena benar
apa yang disampaikan oleh Buzan bahwa keamanan tidaklah hanya soal negara
tetapi terkait dengan seluruh kolektivitas hidup manusia (Indrawan, 2019, hal. 13–14). Artinya bahwa
apabila negara terancam, maka manusia di dalam negara akan terncam pula juga
apabila manusia punah, maka negaranya akan runtuh.
Kondisi pandemi ini dalam HI bukan
semata-mata penyakit biasa yang menyerang hanya kesehatan manusia saja,
dampaknya bersifat holistik dengan buktinya jalur perdagangan internasional terhambat
dan ditutup untuk mencegah penyebaran pandemi sehingga mengakibatkan depresiasi
mata uang dan bursa efek di setiap negara. Apabila pandemi ini tidak dapat
ditanggulangi dan dibendung, maka akan terjadi depresiasi masal dalam ekonomi
makro dan mikro, gagal penjualan bahan makanan karena akses ditutup. Maka dari
itu, World Health Organization (WHO)
mensekurtitiasikan dengn konsep mazhab Kopenhagen bahwa pandemi Covid-19
merupakan ancaman non-tradisional terhadadap keamanan manusia (B. S. (Bob S. Hadiwinata, 2017; Indrawan, 2019, hal.
24–25). Dengan demikian, pemerintah Indonesia
saat ini telah memberlakukan PSBB , pengendalian sembako dan bahan pangan serta
bansos kepada masyarakat miskin.
Dalam perepsktif politik islam pun
setuju bahwa hikmah dari pandemi covid-19 mengubah kerangka berpikir dalam
interpretasi yang bersifat materalialis yang mempunyai irisan dengan perspektif
HI, bahwa menanggapi covid-19 tidak melihat secara nyata saja selain dengan
kondisi fisik sebagai keamanan trasdisional manusia, tetapi juga kekuatan
rohani sperti banyaknya ikhtiar, kekuatan ruhiah,
mendorong manusia untuk meninngkatkan perilaku mulia dengan meningkatkan
peraudaraan kepada sesama umat manusia sehingga dengan adanya covid-19 yang
sebelumnya jarang berkomunikasi dengan tetangga dan masyarakat menjadi peduli
dengan masyarakat sekitar dan tetangga seperti memberi sembako kepada
masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah (Minardi, 2019, hal. 75–76).
Covid-19 juga secara tidak langsung
telah mempersaudarakan masyarakat internasional terutama aktor internasional
seperti negara-negara AS, Cina, Iran, yang sebelumnya konflik dan berseteru
menjadi saing bersinergi dan collective
power dengan WHO dalam upaya memerangi covid-19 hal itu sebagimana dalam
situs web WHO, WHO dan European
Investment Bank memperkuat upaya
untuk memerangi pandemi dengan membangun sistem kesehatan yang mutakhir untuk
menghadapi pandemi di masa depan selain covid-19 (WHO, 2020).
Terakhir adalah yang paling
disyukuri adalah permasalahan pada isu global yaitu global warming, namun pada masa pandemi ini, banyak perubahan yang
drastis dan pemulihan bumi yang sebelumnya banyak polusi menjadi menurun. Studi
kasus yang terjadi adalah di Tiongkok yang dikenal dengan negara penghasil
emisi karbon tertinggi di dunia, sekarang menurun berdasarkan citra satelit
dari NASA.
Bukan hanya di Tiongkok saja, di kawasan Eropa Barat
pada Italia, di awal Maret terjasi perubahan besar pada kualitas udara menjadi
lebih bersih berdasarkan citra satelit European
Space Agency. Kadar Nirogen dioksida yang sebelumnya sebesar 54 persen
turun di Madrid, Spanyol 49% dan Roma, Milan Italia menjadi 49 persen dan 47
persen. Yang paling terbaik adalah lapisan ozon yang sudah mengalami pelubangan
akibat dari pemanasan global, berangsur-angsur pulih kembali (Wahyudi, 2020).
Dengan
demkian, apa hikmah yang terjadi dai pandemi tersebut, sejauh analisis dari
penulis, pandemi ini merupakan salah satu anugrah , ujian, serta peringatan
dari Allah swt kepada umat manusia. Pertama, anugrahnya adalah bumi diberikan
mukjizat oleh Allah swt sang Maha Pencipta seluruh alam semesta dengan
menurunkan wabah pandemi covid-19 sebagai kebijakan atau strategi untuk
membantu manusia yang telah berupaya memulihkan kembali kondisi bumi yang
sebelumnya berubah semenjak pemanasa global, menciptakan rasa persaudaraan
masyarakat internasional agar menciptakan habluminannas kembali dalam mencapai
masyarakat madani karena manusia di bumi merupakan khalifah Allah swt. Ujiannya
adalah pandemi ini mengakibatkan bahwa manusia agar semakin berikhtiar dan
beribadah yang lebih giat kepada Allah swt karena tetrlalu terkonstruksi oleh
objektivitas dan kegelimpagan nikmat dunia. terakhir peringatan adalah manusia
yang sombong dan banyak kasus konflik, perang, genosida, dan perusakan
lingkungan sehingga Allah swt menurunkan pandemi ini agar manusia tidak
sewenang-wenang. Bagi penulis dalam analogi HI, upaya Allah swt dalam
menurunkan pandemi ini mungkin sebagai carrot
and stick dengan coersive diplomacy melalui covid-19
sebagai detterence agar manusia tidak
sewewnang-wenang dan mengingat kembali ke otoritas sistem yang paling maha besar
di alam semesta yaitu Allah swt (McKercher, 2012).
Kesimpulan
Pandemi Covid-19 bukan semata-mata
penyakit yang mengancam pada aspek kesehatan manusia saja, tetapi juga
berdampak pada aspek keamanan manusia sebagaiman yang disampaikan oleh Barry
Buzan. Penulis memberikan simpulan bahwa pandemi covid-19 ini agar manusia
semakin taat dan giat dalam ibadah kepada allah swt, meningkatkan tali
silahturahmi dan persaudaraan, mematuhi anjuran dari WHO dan Pemerintah untuk
tetap di rumah agar penyebaran pandemi tersebut tidak bertambah parah. Melaksanakan perintah dari landasan ontologi
politik islam yaitu Al-Quran dan Sunnah sebagaimana dalam hadist Nabi agar
beridam di rumah dan menjauhi daerab pandemi atau wabah. Komsep struggle for power dalam versi politik
islam melihat pandemi ini bagi penulis secara tidak langsung adalah upaya jihad
melalui makhluk yang tak kasat mata yaitu Covid-19 dengan cara sekali lagi
berdiam di rumah, ikhtiar, dan slelalu berdoa kepada Allah swt.
Hal itu mengingat penulis pada
sebuan ;agu yang pernah booming pada thaun 2003 yaitu “SAKHA-Ingatlah Allah”
dengan kutipan “...biarpun sehat ingatlah pada allah". Biarpun sakit ingatlah
pada Allah Swt”. Maka dari itu, sebagai refleksi dan terus senantiasa
interospeksi dan ikhtiar agar pandemi covid-19 berlalu. Maka, penulis
memberikan lagu nasyid tersebut dan bisa
klik lagunya dibawah. Maksud, penulis memberikan lagu tersebut bukan upaya
untuk mengendorse lagu, melainkan sebagai refleksi dan selalu berpikir dengan
akal sehat dalam menghadapi pandemi ini agar selalu mengingat kepada Allah swt.
Semoga selalu diberikan kesehatan oleh Allah swt...
Aamiin Ya Robbal Alamiin... Selamat
mendengarkan... dan pahami makna lirik lagu tersebut
Di waktu kaya ingatlah pada Allah
Di waktu miskin ingatlah pada Allah
Di waktu sehat ingatlah pada Allah
Di waktu sakit ingatlah pada Allah
* Kerjakan perintahNya
Jauhi laranganNya
Itulah orang yg diingat Allah
Banyak yg kaya lupa pada Allah
Banyak yg miskin jauh dari Allah
Banyak yg sehat lari dari Allah
Banyak yg sakit meninggalkan Allah
Itulah orang yg sombong kepada Tuhannya
Tidak kenal kepada Allah
** Ingatlah wahai manusia
Semua kan kembali pada Allah
Ingatlah wahai manusia
Hidup matimu di tangan Allah
Di waktu sehat ingatlah pada Allah
Di waktu sakit ingatlah pada Allah
repeat *
repeat **
repeat **
Banyak yg kaya lupa pada Allah
Banyak yg miskin jauh dari Allah
Banyak yg sehat lari dari Allah
Banyak yg sakit meninggalkan Allah
Itulah orang yg sombong kepada Tuhannya
Tidak kenal kepada Allah
(“New Sakha - Ingatlah Allah Lyrics,” 2008)
Sumber
:
Arifiana, P. (2020). Ampun Deh! Ada Korupsi Bansos Corona
untuk Orang Miskin di Depok. Diambil 4 Mei 2020, dari jabar.suara.com website:
https://jabar.suara.com/read/2020/04/19/195915/ampun-deh-ada-korupsi-bansos-corona-untuk-orang-miskin-di-depok
Hadiwinata,
B. S. (2017). Studi dan Teori Hubungan Internasional Arus utama, Alternatif,
dan Reflektivis (cetakan pe). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Hadiwinata,
B. S. (Bob S. (2017). Studi dan teori hubungan internasional : arus utama,
alternatif, dan reflektivis (Pertama). Bandung: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Indrawan,
J. (2019). Pengantar Studi Keamanan (Pertama; Efriza, Ed.). Malang:
Intrans Publishing.
Masrur,
M. (2019). Tafsir Al-Baqarah Ayat 188: Ayat Al-Qur’an Tentang Larangan Korupsi.
Diambil 4 Mei 2020, dari bincangsyariah.com website:
https://bincangsyariah.com/kalam/tafsir-al-baqarah-ayat-188-ayat-al-quran-tentang-larangan-korupsi/
McKercher,
B. J. . (2012). Routledge Handbook of Diplomacy and Statecraft. In Routledge
Handbook of Diplomacy and Statecraft (First).
https://doi.org/10.4324/9780203807804
Minardi,
A. (2019). Politik Islam: Kepemimpinan Berbangsa dan Bernegara dakam Islam
(A. S. Hamidin, Ed.). Bandung: Manggu Makmur Tanjung Lestari.
New
Sakha - Ingatlah Allah Lyrics. (2008). Diambil 4 Mei 2020, dari www.lyrics.my
website: http://www.lyrics.my/artists/new-sakha/lyrics/ingatlah-allah
Rizki,
F. (2020). Memuliakan Islam dengan Melawan Virus Corona. Diambil 4 Mei 2020,
dari hidayatullah.com website: https://www.hidayatullah.com/artikel/opini/read/2020/03/24/180418/memuliakan-islam-dengan-melawan-virus-corona.html
Wahyudi,
D. (2020). Polusi Drop, Foto-foto Ini Buktikan Bumi yang Membaik di Tengah
Pandemi Corona. Diambil 4 Mei 2020, dari oto.detik.com website:
https://oto.detik.com/berita/d-4983353/polusi-drop-foto-foto-ini-buktikan-bumi-yang-membaik-di-tengah-pandemi-corona
WHO.
(2020). WHO and European Investment Bank strengthen efforts to combat COVID-19
and build resilient health systems to face future pandemics. Diambil 4 Mei
2020, dari www.who.int website:
https://www.who.int/news-room/detail/01-05-2020-who-and-european-investment-bank-strengthen-efforts-to-combat-covid-19-and-build-resilient-health-systems-to-face-future-pandemics
Comments
Post a Comment